Ilmu alamiah dasar (iad) /
basic natural science
Tujuan mata kuliah iad adalah :
1. Untuk membantu para
mahasiswa agar memiliki cakrawala pandang yang lebih luas dalam bidang ilmu
pengetahuan alam, serta dapat mendekati persoalan pengetahuan alam dan penalaran
yang lebih konprehensif.
2. Memberikan pemahaman
dasar kepada mahasiswa non eksak tentang alam semesta beserta isinya.
Ilmu alamiah (natural science) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang
gejala – gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini sehingga terbentuk
konsep dan prinsip.
Sedangkan ilmu alamiah dasar hanya mengkaji
konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial saja.
Ciri – ciri manusia
1. Organ tubuhnya komplek
dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan metabolisme
atau pertukaran zat, yakni ada zat yang masuk dan ada zat yang keluar.
3. Memberikan tanggapan
terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam.
4. Memiliki potensi untuk
berkembang biak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan
lingkungan.
7. Bila massanya datang akan
mati.
Manusia bersifat unik
1. Hewan bisa
terbang,------- manusia membuat pesawat terbang
2. Hewan bisa lari kencang,
-------- manusia membuat mobil
3. Hewan bisa hidup di dalam
air, ------- manusia membuat kapal selam
4. Dll
Itu semua karena manusia didorong oleh rasa ingin tahu (kuriositas) tinggi yang ada dalam pikirannya (akalnya).
Kuriositas dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungan dimana manusia
itu berada.
Kuriositas tiap orang berbeda tergantung pada
minat dan kebutuhan masing – masing.
Kuriositas manusia tiap saat, tiap waktu berubah
atau tidak tetap artinya rasa ingin tahu manusia terus berkembang karena
pengaruh akal budinya. Rasa ingin tahu manusia tidak pernah dapat dipuaskan.
Apabila suatu masalah dapat dipecahkan, maka akan timbul masalah lain yang
menunggu pemecahannya. Manusia bertanya terus setelah tahu apanya, maka ingin
tahu bagaimana dan mengapa. Manusia mampu menggunakan pengetahuan yang telah
lama diperoleh untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru, menjadi
pengetahuan yang lebih baru lagi.
Pada hewan atau tumbuhan rasa ingin tahu didorong
oleh naluri (instinct) atau disebut
juga idle curiosity yang bertitik
pusat pada mempertahankan kelestarian hidup dan sifatnya tetap sepanjang massa.
Perkembangan alam pikiran manusia
1. Mitos
Menurut c.a van peursen, mitos adalah
suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok
orang. Pendapat yang lain, mitos adalah kombinasi antara pengalaman –
pengalaman dan kepercayaan.
Cerita – cerita mitos disebut legenda
Dalam alam pikiran mitos rasio
atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, instuisi atau
imajinasi.
Contoh – contoh mitos
A. Gunung api meletus, dewa
sedang murka
B. Gempa bumi diduga terjadi
karena atlas (raksasa yang memikul bumi pada bahunya) memindahkan bumi dari
bahu yang satu ke bahu yang lain
C. Gerhana bulan diartikan
bulan sedang dimakan raksasa, sehingga supaya tidak terus dimakan maka harus
dibunyikan berbagai bunyi – bunyian
D. Pelangi dikira putri yang
sedang mandi
E. Dll.
Puncak pemikiran mitos adalah
pada zaman babilonia (700 – 600 sm). Dimana dalam bidang ekliptika mereka mampu
menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar kembali ke
tempat semula yaitu 365,25 hari. Dan ditemukannya rasi - rasi bintang seperti
rasi scorpio, rasi virgo, rasi pisces, rasi leo dan sebagainya. Pengetahuan dan
ajaran babilonia itu setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau
mitos. Pengetahuan semacam ini
dapat disebut pseudo science (sains
palsu) artinya mirip sain tapi bukan sain sebenarnya.
Tokoh-tokoh yunani yang memberikan
sumbangan perubahan berpikir pada waktu tersebut :
1.
Thales
a. Bumi merupakan suatu piring datar yang
terapung di air
b. Bahan dasar di alam
adalah air
2.
Anaximander
a. Langit yang kita lihat
hanya setengah saja
b. Langit dan isinya beredar
mengelilingi bumi dan membuat jam matahari
3.
Anaximenes
a. Unsur-unsur pembentuk semua benda adalah
air
b. Memberikan pendapat
pertama tentang transmutasi unsur-unsur.
Air merupakan benda, bila meregang menjadi api, bila memadat menjadi
tanah.
4.
Herakleitos
Mengoreksi pendapat anaximenes, bahwa justru api lah yang
menyebabkan adanya transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti
adanya.
5.
Pythagoras
a. Unsur dasar semua benda
ada 4, yaitu ; tanah, api, udara dan air.
b. Terkenal dengan dalil
pythagoras ahli matematika.
6.
Demokritos
Bila benda dibagi terus menerus akan menjadi bagian yang
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi disebut atom
7.
Empedokles
a. Mendukung pythagoras tentang benda terdiri
dari 4 unsur (tanah, api, udara, air).
b. Menemukan tenaga penyekat
adanya daya tarik menarik dan daya tolak menolak yang dapat mempersatukan dan
memisahkan unsur-unsur.
8.
Plato
Keanekaragaman yang tampak sebenarnya hanya duplikat
saja.
9.
Aristoteles
a. Adanya zat tunggal yang disebut hule.
b. Terjadinya transmutasi
disebabkan oleh kondisi dingin, lembab, panas dan kering.
c. Menyusun klasifikasi
hewan yang ada di bumi.
d. Memiliki paham abiogenesis.(mahluk hidup berasal dari benda
mati)
10.
Ptolomeus
Bumi sebagai pusat sistem tatasurya (geosentris),
berbentuk bulat, diam seimbang tanpa tiang penyangga.
2. Rasionalisme / penalaran
deduktif
Penalaran deduktif adalah suatu
pola pemikiran yang mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang
benar, dimana titik tolaknya didasarkan dari pernyataan yang bersifat umum
untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara
deduktif ini menggunakan pola berfikir yang disebut silogisme.
Silogisme itu terdiri atas dua
buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan ini disebut premis mayor dan premis
minor.
Contoh :
Semua mahluk bernapas (premis
mayor)
Ali adalah seorang mahluk (
premis minor)
Jadi ali juga bernapas (kesimpulan)
Dari contoh diatas kita dapat
simpulkan bahwa penalaran deduktif ini pertama – tama harus mulai dengan
pernyataan yang sudah pasti kebenarannya.
Kelemahan dari pola pikir
deduktif ini adalah
a.
Bila salah satu pernyataan salah maka kesimpulan juga
salah.
b.
Bersifat abstrak dan lepas dari pengalaman
3. Empirisme / penalaran
induktif
Penganut empirisme menganggap
bahwa pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari
pengalaman yang konkrit. Penganut empirisme menyusun pengetahuan dengan menggunakan
penalaran induktif yaitu suatu cara berfikir dengan menarik kesimpulan umum
dari pengamatan atas gejala – gejala khusus.
Contoh :
Logam besi, tembaga, dan
aluminium jika dipanaskan akan memuai, dari sini dapat disimpulkan secara umum
bahwa semua logam jika dipanaskan akan memuai.
4. Metode ilmiah (scientific method)
Metode ilmiah adalah metode
berfikir yang merupakan gabungan dari penalaran deduktif dengan penalaran
induktif.
Langkah – langkah metode ilmiah
a. Penemuan atau penentuan
masalah
Masalah yang ditemukan harus
dirumuskan sedemikian rupa hingga memungkinkan untuk dianalisis secara logis
dan kemudian mudah dipecahkan. Ruang lingkup dan batas – batasnya harus jelas
hingga tidak mengalami kesukaran dalam merumuskan kerangkanya.
b. Perumusan kerangka
masalah
Masalah merupakan suatu gejala
dimana beberapa fakta saling berkaitan satu sama lain dan membentuk suatu
kerangka permasalahan.
c. Pengajuan hipotesis
(kesimpulan sementara)
Hipotesis adalah kerangka
pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan antar unsur – unsur yang
membentuk suatu kerangka permasalahan. Untuk membuktikan dugaan ini benar atau
tidak memerlukan data dan fakta.
d. Deduktif hipotesis
Deduktif hipotesis adalah
merupakan indentifikasi fakta – fakta apa saja yang dapat di amati dalam dunia
fisik yang nyata dalam hubungannya dengan hipotesis yang diajukan.
e. Pengujian hipotesis (eksperimen)
Kriteria untuk menentukan apakah
suatu hipotesis itu benar atau tidak adalah kenyataan empiris, apakah hipotesis
tersebut didukung oleh fakta dan data atau tidak? Eksperimen yang baik harus
dirancang dengan seksama sehingga semua faktor dapat dikendalikan dan hipotesis
dapat diuji kebenarannya.
f.
Kesimpulan
Akhir dari semua langkah –
langkah adalah didapatnya teori baru atau ilmu baru yang akan menambah wawasan
baru dalam dunia ilmu.
Keterbatasan metode ilmiah
1.
Keterbatasan panca indera
2.
Tidak dapat menjangkau sistem nilai, baik atau buruk,
tentang seni dan keindahan.
3.
Tidak dapat menguji adanya tuhan
Keunggulan metode ilmiah
1.
Mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil
2.
Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
3.
Tidak percaya pada tahayul, astrologi maupun untung –
untungan
4.
Ingin tahu lebih banyak
5.
Tidak berpikir secara prasangka
6.
Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa
adanya bukti – bukti yang nyata.
7.
Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang
menurut keyakinannya adalah benar.
Keterbatasan indra manusia
Berdasarkan penelitian sederhana tehadap indra
manusia yang normal ternyata kisaran (range) panca indra manusia sangat
terbatas, diantaranya :
1. Penglihatan
Terdapat berbagai jenis gerak
yang terlalu cepat, tetapi lambat untuk dapat dideteksi oleh mata telanjang.
Mata kita dapat memisahkan suatu pandangan lain lebih sering dari sepuluh kali
dalam satu detik, sehingga proyeksi dari enam belas gambar tiap detik
menimbulkan ilusi gambar hidup yang bersambungan. Kisaran penglihatan juga
sangat terbatas untuk melihat partikel dan jarak antar partikel. Mata manusia
normal tidak dapat memisahkan komponen – komponen warna tetapi menerima semua
panjang gelombang spektrum lewat mata. Jadi cahaya putih terlihat sebagai warna
putih dari pada sebagai suatu campuran semua warna pelangi.
2. Pendengaran
Telingan manusia hanya peka
terhadap suara dengan frekuensi audio antara 20 hz sampai 20000 hz dan
intensitas antara 10-12 w/m2 (ambang pendengaran) sampai
1 w/m2 (ambang perasaan).
3. Pengecapan dan pembauan
Pengecapan dan pembauan merupakan
penginderaan yang bersifat kimia terbatas dalam kisaran tertentu dan tidak
tergantung pada bantuan yang bersifat mekanis.
4. Penginderaan kulit
Alat indera kulit manusia dapat
membedakan antara panas, dingin dan tekanan secara relatif dan dapat mengukur
panas hanya secara kasar. Indera peraba tidak dapat membuat observasi secara
eksak.
5. Penginderaan dalam (deep
sensibility)
Penginderaan dalam termasuk
beberapa indera diantaranya otot, daging dan sendi, maupun penginderaan statis
dan keseimbangan.